Sebagaimana yang kita tahu, bahwa
setiap orang tua menginginkan anaknya pintar, cerdas, dan berprestasi. Sehingga
mereka melakukan berbagai cara untuk memberikan yang terbaik kepada anak – anak
mereka agar anak – anaknya bisa mendapatkan perilaku yang lebih, seperti : les privat, menyekolahkan anaknya di sekolah yang bagus, tambahan bimbingan belajar, dan sebagainya. Intinya
mereka banting tulang dari pagi sampai malam, memeras keringat di tengah
teriknya siang sampai dinginnya malam itu semuanya rela dilakukan hanya untuk
menginginkan kita menjadi anak yang berprestasi dan membanggakan.
Namun,
ada kalanya ada sebagian orang tua yang menginginkan anaknya berprestasi di
bidang akademik saja. Dan mereka berpikir jika anaknya berprestasi di bidang
akademik seperti berprestasi di bidang matematika, fisika, biologi, dan kimia,
orang lain akan merasa kagum dan sangat memuji anak mereka, otomatis orang tua
kita akan sangat bangga sama kita. Padahal, dilain sisi jika seandainya anak
mereka hanya biasa – biasa saja, dan sedikit pun tidak ada minat di bidang
akademik malah mereka lebih berprestasi di bidang non – akademik seperti : di
bidang olahraga, ataupun seni, apakah orang tua tersebut akan bangga seperti halnya dia mencetak prestasi di bidang akademik?
Akankah mereka tetap memaksakan keinginan mereka kepada anaknya?. Selain itu ada pula yang beranggapan anak
yang cerdas itu anak yang memiliki IQ yang tinggi dan biasanya anak – anak yang
ber – IQ tinggi adalah anak – anak orang kaya, kalau kata orang sekarang sih
yang berduit banyak. Sebab biasanya anak – anak orang kaya memiliki fasilitas
yang cukup bahkan lebih dari cukup, apapun bisa terpenuh dalam waktu sekejap
saja dan pasti orang tuanya akan sangat memperhatikannya. Tapi, Apakah benar
demikian bahwa hanya anak yang ber-IQ tinggi dan berasal dari keluarga kaya
yang bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan?
Sesungguhnya, setiap
anak dilahirkan mempunyai karakter yang berbeda satu sama lainnya. Perlu
disadari bahwa setiap anak memiliki kecenderungan bakat tersendiri yang ia
miliki. Seorang anak dengan anak yang lain memiliki bakat yang berbeda,
mereka memiliki bakatnya masing – masing. Ada yang berbakat di bidang akademik
dan ada pula yang berbakat di bidang non – akademik. Setiap anak berhak memilih
dan mengembangkan bakat yang ia sukai. Dalam mengembangkan bakatnya, orang tuanya
pun juga harus mendukungnya. Karena bakat si
anak tidak akan
berkembang jika tidak ada penguat
terutama dukungan dari keluarganya. Orang tua tidak bisa memaksa kehendaknya
agar anaknya mau mengikuti keinginannya. Kenapa? Karena jika orang memaksa
anaknya untuk mengikuti keinginannya yang mana si anak tidak mau atau tidak
menyukainya, maka ini akan mengganggu psikologis si anak. Anak akan merasa
bahwa orang tuanya tidak pengertian dengannya, orang tuanya sudah tidak lagi sayang
dengannya, atau anak itu akan berpikir kalau orang tuanya egois sehingga
membuat si anak menjadi nakal, suka memberontak, liar, suka berbohong, dan akan
berujung dengan pergaulan yang salah. Sebenarnya, mungkin maksud dan tujuan
dari orang tuanya itu bagus, tapi orang tua pun perlu menyadari bahwa terkadang
apa yang mereka mau dan apa yang mereka inginkan ke anak tidak sejalan dengan
keinginan si anak tersebut. Berarti harus ada yang perlu dikoreksi dari cara
mendidik orang tua seperti itu. Disini bukan maksud saya untuk memojokkan
posisi orang tua, atau menyalahkan didikan semacam itu dari orang tua kepada
anaknya. Tapi saya sebagai anak, mewakili anak – anak yang mengalami hal
semacam itu, saya kurang setuju, sebab terkadang anak ingin mengungkapkan isi
hatinya kepada orang tua tapi mereka takut mengungkapkan nya karena takut
dimarahi atau di bilang anak durhaka. Anak juga punya hak untuk memilih bakat
serta minatnya. Anak berhak mengekspresikan keinginannya, dan anak juga berhak
menentukan masa depannya ia ingin menjadi apa, toh si anak lah yang akan
menjalaninya. Orang tua tinggal mendukung dan melihat anaknya berhasil saja.
Tapi, ada kalanya orang tua juga boleh memaksakan kehendaknya jika ternyata
minat bakat si anak itu berdampak negatif
yang malah merugikannya, sebab itu demi kebaikan si anak tersebut. Dan
kita juga sebagai anak juga harus mau mendengarkan nasehat – nasehat orang tua.
Jangan semaunya sendiri. Sebab, orang tua itu marah, ataupun ngomel – ngomel
sama kita itu bukan karena mereka gak sayang lagi sama kita, setidaknya kita
harus berpikir positif dulu toh itu juga demi kebaikan kita. Sebab nanti
setelah kita dewasa dan sukses kita pasti akan merasakan betapa penting nasehat
– nasehat orang tua kita dulu.
0 komentar:
Posting Komentar