Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2011/10/membuat-salam-penutup-pada-blogger_29.html#ixzz23OWA4rQH

Sesuaikah Keinginan Orang Tua dengan Minat Bakat Si Anak?

      Anak adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada kedua orang tua kita sebagai amanahnya untuk dijaga, dirawat, dibesarkan dan dididik dengan baik. Dan anak juga adalah buah cinta keluarga. Disini orang tua merupakan sosok individu yang paling dekat dengan anak. Dan mereka juga adalah sosok yang berpengaruh di keluarga.
            Sebagaimana yang kita tahu, bahwa setiap orang tua menginginkan anaknya pintar, cerdas, dan berprestasi. Sehingga mereka melakukan berbagai cara untuk memberikan yang terbaik kepada anak – anak mereka agar anak – anaknya bisa mendapatkan perilaku yang lebih, seperti : les privat, menyekolahkan anaknya di sekolah yang bagus, tambahan bimbingan belajar, dan sebagainya. Intinya mereka banting tulang dari pagi sampai malam, memeras keringat di tengah teriknya siang sampai dinginnya malam itu semuanya rela dilakukan hanya untuk menginginkan kita menjadi anak yang berprestasi dan membanggakan.
            Namun, ada kalanya ada sebagian orang tua yang menginginkan anaknya berprestasi di bidang akademik saja. Dan mereka berpikir jika anaknya berprestasi di bidang akademik seperti berprestasi di bidang matematika, fisika, biologi, dan kimia, orang lain akan merasa kagum dan sangat memuji anak mereka, otomatis orang tua kita akan sangat bangga sama kita. Padahal, dilain sisi jika seandainya anak mereka hanya biasa – biasa saja, dan sedikit pun tidak ada minat di bidang akademik malah mereka lebih berprestasi di bidang non – akademik seperti : di bidang olahraga, ataupun seni, apakah orang tua tersebut akan bangga seperti halnya dia mencetak prestasi di bidang akademik? Akankah mereka tetap memaksakan keinginan mereka kepada anaknya?.  Selain itu ada pula yang beranggapan anak yang cerdas itu anak yang memiliki IQ yang tinggi dan biasanya anak – anak yang ber – IQ tinggi adalah anak – anak orang kaya, kalau kata orang sekarang sih yang berduit banyak. Sebab biasanya anak – anak orang kaya memiliki fasilitas yang cukup bahkan lebih dari cukup, apapun bisa terpenuh dalam waktu sekejap saja dan pasti orang tuanya akan sangat memperhatikannya. Tapi, Apakah benar demikian bahwa hanya anak yang ber-IQ tinggi dan berasal dari keluarga kaya yang bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan?
            Sesungguhnya, setiap anak dilahirkan mempunyai karakter yang berbeda satu sama lainnya. Perlu disadari bahwa setiap anak memiliki kecenderungan bakat tersendiri yang ia miliki. Seorang anak dengan anak yang lain memiliki bakat yang berbeda, mereka memiliki bakatnya masing – masing. Ada yang berbakat di bidang akademik dan ada pula yang berbakat di bidang non – akademik. Setiap anak berhak memilih dan mengembangkan bakat yang ia sukai. Dalam mengembangkan bakatnya, orang tuanya pun juga harus mendukungnya. Karena bakat si anak tidak akan berkembang jika tidak ada penguat terutama dukungan dari keluarganya. Orang tua tidak bisa memaksa kehendaknya agar anaknya mau mengikuti keinginannya. Kenapa? Karena jika orang memaksa anaknya untuk mengikuti keinginannya yang mana si anak tidak mau atau tidak menyukainya, maka ini akan mengganggu psikologis si anak. Anak akan merasa bahwa orang tuanya tidak pengertian dengannya, orang tuanya sudah tidak lagi sayang dengannya, atau anak itu akan berpikir kalau orang tuanya egois sehingga membuat si anak menjadi nakal, suka memberontak, liar, suka berbohong, dan akan berujung dengan pergaulan yang salah. Sebenarnya, mungkin maksud dan tujuan dari orang tuanya itu bagus, tapi orang tua pun perlu menyadari bahwa terkadang apa yang mereka mau dan apa yang mereka inginkan ke anak tidak sejalan dengan keinginan si anak tersebut. Berarti harus ada yang perlu dikoreksi dari cara mendidik orang tua seperti itu. Disini bukan maksud saya untuk memojokkan posisi orang tua, atau menyalahkan didikan semacam itu dari orang tua kepada anaknya. Tapi saya sebagai anak, mewakili anak – anak yang mengalami hal semacam itu, saya kurang setuju, sebab terkadang anak ingin mengungkapkan isi hatinya kepada orang tua tapi mereka takut mengungkapkan nya karena takut dimarahi atau di bilang anak durhaka. Anak juga punya hak untuk memilih bakat serta minatnya. Anak berhak mengekspresikan keinginannya, dan anak juga berhak menentukan masa depannya ia ingin menjadi apa, toh si anak lah yang akan menjalaninya. Orang tua tinggal mendukung dan melihat anaknya berhasil saja. Tapi, ada kalanya orang tua juga boleh memaksakan kehendaknya jika ternyata minat bakat si anak itu berdampak negatif  yang malah merugikannya, sebab itu demi kebaikan si anak tersebut. Dan kita juga sebagai anak juga harus mau mendengarkan nasehat – nasehat orang tua. Jangan semaunya sendiri. Sebab, orang tua itu marah, ataupun ngomel – ngomel sama kita itu bukan karena mereka gak sayang lagi sama kita, setidaknya kita harus berpikir positif dulu toh itu juga demi kebaikan kita. Sebab nanti setelah kita dewasa dan sukses kita pasti akan merasakan betapa penting nasehat – nasehat orang tua kita dulu.


0 komentar:

Posting Komentar