Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Berikut merupakan critical review dari jurnal yang berjudul "Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya". Kurang lebihnya mohon maaf, karena kesempurnaan hanya milik Allah swt, Semoga Bermanfaat ^^ Selamat Membaca
A. Data Jurnal
Adapun data mengenai jurnal yang di
review adalah sebagai berikut.
1. Judul
Jurnal : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya
2. Penulis : Sardi Umasugi dan Suning
3. Tahun
Terbit : 2013
4. Nama
Jurnal : Jurnal Teknik WAKTU Volume
11 Nomor 01, Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
5. Jumlah
Halaman : 9 halaman
B. Isu Pokok Jurnal
Hutan mangrove merupakan salah satu
komunitas tumbuhan yang banyak dijumpai di daerah pasang surut air laut. Selain
itu ekosistem pesisir ini juga berfungsi sebagai habitat bagi flora dan fauna
laut maupun air payau. Di Kota Surabaya, khususnya di Kelurahan Gunung Anyar
Tambak ini terdapat ekosistem mangrove yang kemudian dikembangkan sebagai
kawasan wisata, yaitu Wisata Anyar Mangrove (WAM). Keunikan ekowisata mangrove disini
karena ekosistem mangrovenya yang masih asri, pemandangannya yang indah, serta
terdapat berbagai jenis satwa, salah satunya yaitu monyet berekor panjang yang
keberadaannya sangat langka. Selain monyet, pengunjung juga dapat melihat
berbagai jenis burung sambil berkeliling menikmati keindahan pemandangan
mangrove. Selain itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Wisata Anyar Mangrove
(WAM) tersebut maka diperlukan strategi pengembangan guna meningkatkan
kelestarian ekosistem mangrove, ekonomi,
dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui karakteristik Wisata Anyar Mangrove (WAM), mengetahui karakter
wisatawan yang berkunjung di Wisata Anyar Mangrove (WAM) dan konsep
pengembangan objek Wisata Anyar Mangrove (WAM). Kemudian, pendekatan yang
digunakan dalam studi pengembangan Wisata Anyar Mangrove (WAM) ini adalah
dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lalu teknik analisis
yang digunakan yaitu menggunakan teknik analisis AHP. Analisis AHP digunakan sebagai
metode penentuan dan perumusan konsep pengembangan objek Wisata Anyar Mangrove
(WAM) karena dianggap sebagai pendekatan praktis dalam pengambilan keputusan
yang komplek melalui perbandingan alternatif.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui
bahwa karakteristik objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) memiliki kondisi alam
yang tenang dan alami, udara yang sejuk, pemandangan yang indah, dan terdapat
berbagai satwa langka. Objek wisata ini memiliki kondisi topografi yang datar,
sehingga memberi kesan nyaman. Kemudian iklim di objek wisata ini cenderung
sejuk karena banyak pohon mangrove walaupun cuacanya panas dan cerah. Lalu
penggunaan lahan disana mayoritas digunakan sebagai kawasan pertanian non-sawah
(tambak dan hutan mangrove) sebesar 422,77 hektar dan sisanya digunakan sebagai
kawasan non-pertanian (perumahan, fasilitas publik, perdagangan dan jasa)
sebesar 19,20 hektar. Akan tetapi, yang sangat memprihatinkan adalah keberadaan
hutan mangrove semakin hari semakin berkurang karena banyak dialihfungsikan
menjadi tambak ikan oleh warga sekitar.
Kemudian, dari hasil penelitian tersebut diketahui
jumlah responden yang diambil sebanyak 33 responden. Dari 33 responden tersebut
diketahui bahwa karakter wisatawan yang berkunjung ke objek Wisata Anyar
Mangrove (WAM) didominasi oleh masyarakat lokal Kota Surabaya yang berusia
15-24 tahun (remaja) dengan tujuan utama untuk berekreasi menikmati suasana
alam. Dimana mayoritas pengunjung melakukan wisata pada hari minggu. Selain itu
dari segi sarana dan prasarana, objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) memiliki
kondisi sarana dan prasarana yang kurang baik dikarenakan kurangnya
pengembangan, pemeliharaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana yang
ada. Lalu, berdasarkan hasil analisis AHP, diperoleh 4 konsep prioritas dalam
pengembangan objek Wisata Anyar Mangrove (WAM), meliputi sebagai berikut.
- Konsep 1 : mengembangkan potensi wisata mangrove dengan meningkatkan penanaman mangrove dan melestarikan flora dan fauna sebagai daya tarik wisata alam.
- Konsep 2 : peningkatan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana wisata serta akses jalan ke objek wisata sesuai dengan pemanfaatan ruang.
- Konsep 3 : melakukan promosi ke publik melalui media massa, elektronik, maupun media cetak.
- Konsep 4 : untuk keberlanjutan pengembangan dan pelestarian objek WAM, makadiserahkan kepada pemerintah kota Surabaya dengan melibatkan peran serta masyarakat.
C. Critical Review
Dalam jurnal “Studi Pengembangan Potensi
Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya”
secara keseluruhan penulis sudah memaparkan latar belakang isu yang diangkat, tujuan,
metode penelitian, kajian pustaka, pembahasan, kesimpulan dan saran. Penulis
mampu menghubungkan keterkaitan isu yang ada di Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM)
dengan potensi mangrove tersebut. Namun ada beberapa kekurangan pada jurnal
tersebut, diantaranya yaitu sebagai berikut.
1.
Sumber data
Dalam suatu
penelitian sumber data merupakan salah satu hal yang paling penting, karena
tanpa sumber data, kebenaran sebuah data tidak bisa dikatakan valid atau
akurat, sehingga data tersebut dianggap sebagai data yang bersifat subjektif.
Data yang bersifat subjektif biasanya diragukan keabsahannya. Dengan demikian,
pencantuman sumber data sangat penting dalam suatu penelitian. Sebagai contoh,
dapat dilihat pada gambar 1.1.
Berdasarkan hasil analisis, tertulis “lahan yang dipergunakan sebagai kawasan
non-pertanian sebesar 19,20 ha dan pertanian non-sawah sebesar 433,77 ha”. Pada
data luasan lahan tersebut penulis tidak mencantumkan asal sumber datanya. Sebenarnya
penulis bisa menuliskan sumber data tersebut, baik dalam bentuk seperti ini “menurut Badan Pusat Statistika tahun
2012...” ataupun seperti ini
“...(BPS, 2012)”di akhir kalimat. Penulis tidak bisa menjastifikasi bahwa
data tersebut merupakan data hasil analisisnya karena data luasan lahan terkait
pola tata guna lahan biasanya berupa data sekunder yang berasal dari instansi
tertentu. Dengan demikian, dikarenakan kurangnya penulisan sumber pada data
yang disajikan, dapat disimpulkan data tersebut kurang valid.
2.
Tampilan data
Dalam jurnal ini, tampilan data,
khususnya tampilan grafik, tabel, dan diagram tidak terlalu jelas, sehingga
pembaca susah untuk membaca informasi yang ada di dalamnya. Adapun contoh tampilan
grafik, tabel, dan diagram yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 1.2.
|
Kemudian, dalam laporan ini juga tidak disajikan peta wilayah
studi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak
Surabaya. Selain itu foto kondisi eksisting wilayah studi terkait Objek Wisata
Anyar Mangrove (WAM) yang ingin dikembangkan juga tidak ditampilkan, sehingga
pembaca yang bukan berasal dari Kota Surabaya atau belum pernah ke wilayah
Mangrove Kelurahan Gunung Anyar Tambak akan sulit memahami kondisi yang
dimaksud peneliti.
3.
Metode penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode analisis AHP, yaitu metode pengambilan keputusan yang dapat
menyelesaikan permasalahan kompleks bahkan masalah yang tidak terstruktur
sekalipun. Metode ini juga dilengkapi dengan pengujian konsistensi sehingga
dapat memberikan jaminan keputusan yang diambil sehingga itu yang menjadi
keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode analisis lainnya. Akan tetapi,
metode AHP ini juga memiliki kelemahan, yaitu responden yang dilibatkan harus
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang permasalahan serta
metode AHP (Herawan, 2012).
Pada penelitian ini, peneliti tidak
menjelaskan secara detail metode yang digunakan dalam penentuan responden.
Peneliti juga tidak menjelaskan alasannya memilih wisatawan sebagai
respondennya. Tidak ada langkah-langkah penentuan kriteria responden dalam
penelitian ini. Padahal seperti yang dijelaskan Herawan (2012) bahwa responden
yang dilibatkan harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang
permasalahan serta metode AHP. Sedangkan wisatawan, menurut Yoeti (1996) dalam
Umusagi dan Suning (2013), adalah seseorang yang meninggalkan tempat tinggalnya
untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu tanpa memangku jabatan atau
pekerjaannya di daerah yang dikunjunginya. Kemudian menurut hasil analisis yang
dipaparkan oleh peneliti, menjelaskan bahwa mayoritas wisatawan berkunjung ke
Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) pada hari minggu atau hari libur, sehingga
dapat diketahui bahwa pengunjung yang berwisata ke Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM)
di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya memiliki tujuan hanya untuk sekedar
rekreasi saja.
Selain itu, wisatawan tidak hanya berasal
dari daerah Surabaya saja, akan tetapi dari berbagai daerah di Indonesia bahkan
mancanegara. Lalu berdasarkan hasil penelitian, masyarakat yang berkunjung ke
Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) ini mayoritas adalah orang awam yang di
dominasi oleh kelompok usia remaja (15-24 tahun) yang hanya ingin bersantai dan
berekreasi saja, sehingga jika peneliti menjadikan wisatawan tersebut sebagai
responden utama tanpa ada kriteria tertentu dalam pemilihan sampelnya (random sampling), justru arah penelitian
tersebut akan lebih cocok menjadi penelitian “Evaluasi Kinerja Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM)” atau penelitian
“Tingkat Kepuasan Pengunjung terhadap Objek
Wisata Anyar Mangrove (WAM)”, bukan “Studi
Pengembangan Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM)”. Oleh karena itu agar
tujuan awal penelitian ini tetap berjalan, peneliti perlu melibatkan stakeholder ahli dalam penelitian ini, seperti
Bappeda, Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Dinas Lingkungan Hidup, dan
sebagainya. Hal itu dikarenakan dalam pengembangan objek wisata di suatu
daerah, khususnya ekowisata membutuhkan para ahli profesional yang memang khusus
memahami bidang tersebut.
Kemudian, dalam jurnal ini juga tidak
menjelaskan teknik pengambilan sampel. Jurnal ini hanya menyebutkan teknik
analisis yang digunakan dan jumlah sampel yang digunakan (sebanyak 33 responden).
Pada jurnal pembanding, yang berjudul “Konsep Pengembangan Ekowisata Hutan
Mangrove Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang”, peneliti tersebut menjelaskan
teknik pengambilan sampelnya menggunakan Accidental
sampling dan Purposive sampling, serta
derajat kecermatan sebesar 10% dan nilai reliabilitas 90% dalam penentuan
jumlah sampelnya. Adapun perbandingan kedua jurnal tersebut dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 1. 1 Perbandingan Isi Jurnal Review dan Jurnal
Pembanding
No.
|
Jenis
|
Jurnal
Review
|
Jurnal
Pembanding
|
1.
|
Judul
Penelitian
|
Studi
Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung
Anyar Tambak Surabaya
|
Konsep
Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten
Pemalang
|
2.
|
Tujuan
penelitian
|
a.
Untuk mengetahui karakteristik
Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak.
b.
Untuk mengetahui
karakter wisatawan di Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM).
c.
Untuk mengetahui
kondisi sarana dan prasarana penunjang Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM).
d.
Untuk mengetahui
bagaimana konsep pengembangan Objek Wisata Anyar Mangrove
|
Untuk
merumuskan konsep pengembangan ekowisata hutan mangrove terkait konservasi
lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal
|
3.
|
Metodologi
penelitian
|
a.
Analisis kualitatif deskriptif,
dengan menggunakan metode Analisis AHP.
b Pengumpulan data melalui
pengamatan secara langsung, penyebaran kuisioner, wawancara, serta dokumen.
|
a. Analisis kualitatif
desktriptif, dengan menggunakan metode Analisis SWOT.
b.
Pengumpulan data melalui
data primer (observasi langsung, wawancara, dan kuisioner) dan sekunder
(studi literatur dan kunjungan instansi)
c. Teknik pengambilan
sampel menggunakan Accidental sampling dan
Purposive sampling, serta
menggunakan derajat kecermatan sebesar 10% dan nilai reliabilitas 90% dalam
menentukan jumlah sampelnya.
|
4.
|
Hasil
analisis
|
Berupa
konsep pengembangan Objek Wisata Anyar Mangrove
|
a.Konsep rencana
pengembangan dalam mengatasi potensi, permasalahan, peluang dan ancaman
b.
Konsep rencana
kegiatan di dalam Ekowisata Hutan Mangrove Desa Mojo
c. Peta rencana zoning kawasan Ekowisata Hutan
Mangrove Desa Mojo.
|
Sumber :
Analisis penulis, 2018
Selain
itu menurut Herawan (2012), persepsi peneliti memberikan pengaruh besar dalam
penentuan input. Dalam penelitian ini peneliti hanya memasukan data analisis
hasil kuisioner yang diberikan kepada wisatawan saja. Terkait data hasil
observasi kondisi eksisting dan hasil wawancara tidak dijelaskan. Padahal untuk
memastikan keabsahan suatu data diperlukan triangulasi data, baik triangulasi
dari berbagai sumber (berbagai stakeholder
meliputi pemerintah, swasta, masyarakat) maupun berbagai metode (observasi,
wawancara, dan kuisioner).
4.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil critical review tersebut, adapun saran yang direkomendasikan untuk membangun
jurnal “Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di
Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya” tersebut adalah sebagai berikut.
- Mencantumkan setiap sumber data yang digunakan untuk menjamin validitas data.
- Menyajikan gambaran umum wilayah studi yang dilengkapi dengan peta dan foto kondisi eksisting wilayah studi agar lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca
- Agar lebih mudah dipahami, akan lebih baik jika data hasil analisis ditampilkan hasil dengan jelas dan menarik .
- Dalam pengambilan sampel, sebaiknya dijelaskan terlebih dulu teknik sampling yang digunakan secara terperinci.
- Teknik analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui fenomena yang terjadi secara mendalam, sehingga dalam penentuan respondennya juga tidak bisa sembarang. Oleh sebab itu, sebelum melakukan survei (wawancara/penyebaran kuisioner) terlebih dahulu peneliti harus menentukan kriteria responden agar informasi yang diperoleh lebih akurat.
- Agar konsep pengembangan wisata mangrove lebih mudah dipahami, akan lebih baik jika konsep tersebut divisualisasikan dalam bentuk rencana aplikatif dan peta zoning seperti gambar di bawah ini.
D. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari jurnal “Studi Pengembangan Potensi Objek
Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya” adalah
untuk mengetahui karakteristik WAM, mengetahui karakter wisatawan yang
berkunjung di WAM dan konsep pengembangan objek WAM. Penelitian ini menggunakan
analisis kualitatif deskriptif, dengan metode Analisis AHP, yang menghasilkan 4
konsep pengembangan meliputi: (1)pengembangan potensi wisata mangrove dengan
meningkatkan dan melestarikan flora dan fauna sebagai daya tarik wisata alam, (2)peningkatan
dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana wisata serta akses jalan ke
objek wisata sesuai dengan pemanfaatan ruang,(3)melakukan promosi ke publik
melalui media massa, elektronik, maupun media cetak, dan (4)pengembangan dan
pelestarian objek WAM, maka diserahkan kepada pemerintah kota Surabaya dengan
melibatkan peran serta masyarakat. untuk keberlanjutan ekowisata tersebut. Akan
tetapi, dalam penyusunan jurnal ini terdapat beberapa kekurangan meliputi :
terdapat sumber data yang tidak dicantumkan, gambaran umum wilayah studi tidak
dilengkapi peta dan foto kondisi eksisting, tampilan data analisis tidak jelas
dan sulit dipahami, teknik sampling
tidak dijelaskan, penentuan responden tidak jelas, konsep pengembangan wisata
kurang menarik.
E. Lesson Learned
Adapun lesson
learned yang dapat diambil dari materi ini adalah dalam penyusunan jurnal,
makalah, paper, dan sebagainya harus
dilakukan dengan teliti, cermat, dan tepat. Kemudian dalam pengembangan wisata
pesisir harus memperhatikan konsep pembangunan keberlanjutan (sustainable development) yang meliputi
aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek sosial, terkait mengikutsertakan sumber
daya manusia, khususnya masyarakat yang ada di sekitar lokasi wisata dalam
pengelolaan pariwisata tersebut. Dalam pengelolaan pariwisata, masyarakat
diberdayakan dan dilatih agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
kreatif, sehingga nantinya dengan adanya pariwisata ini mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lokal. Kesejateraan itu tercemin, salah satunya
melalui peningkatan pendapatan per kapita. Jika pendapatan per kapita
meningkat, maka pendapatan daerah pun akan ikut meningkat. Akan tetapi jika
aspek sosial dan ekonomi tercapai, aspek lingkungan tidak boleh diabaikan.
Pelestarian lingkungan perlu dilakukan agar kelak anak cucu kita masih dapat
merasakan sumber daya yang kini kita rasakan.
DAFTAR PUSTAKA
- Herawan. 2012. “Bab II – Landasan-Teori”.https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3735/Bab%20 2.pdf?sequence=7. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2018 (21.58).
- Mutia, Selma dan Mardwi Rahdriawan. 2014. “Konsep Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang”. Universitas Diponegoro : Semarang.
- Tirtha, Sekarini. 2017. “Kelebihan dan Kekurangan Analisis SWOT”. https://www.scribd.com/document/367205305/Kelebihan-Dan-Kekurangan-Analisis- SWOT. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2018 (22.00).
- Umasugi, Sardi dan Suning. 2013. “Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya”. Universitas PGRI Buana : Surabaya.
0 komentar:
Posting Komentar