Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2011/10/membuat-salam-penutup-pada-blogger_29.html#ixzz23OWA4rQH

CRITICAL REVIEW - STUDI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ANYAR MANGROVE (WAM) DI KELURAHAN GUNUNG ANYAR TAMBAK SURABAYA

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Berikut merupakan critical review dari jurnal yang berjudul "Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya". Kurang lebihnya mohon maaf, karena kesempurnaan hanya milik Allah swt, Semoga Bermanfaat ^^ Selamat Membaca

A.   Data Jurnal

       Adapun data mengenai jurnal yang di review adalah sebagai berikut.
1.    Judul Jurnal          : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya
2.    Penulis                  : Sardi Umasugi dan Suning
3.    Tahun Terbit         : 2013
4.    Nama Jurnal         : Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
5.    Jumlah Halaman   : 9 halaman

B.   Isu Pokok Jurnal

       Hutan mangrove merupakan salah satu komunitas tumbuhan yang banyak dijumpai di daerah pasang surut air laut. Selain itu ekosistem pesisir ini juga berfungsi sebagai habitat bagi flora dan fauna laut maupun air payau. Di Kota Surabaya, khususnya di Kelurahan Gunung Anyar Tambak ini terdapat ekosistem mangrove yang kemudian dikembangkan sebagai kawasan wisata, yaitu Wisata Anyar Mangrove (WAM). Keunikan ekowisata mangrove disini karena ekosistem mangrovenya yang masih asri, pemandangannya yang indah, serta terdapat berbagai jenis satwa, salah satunya yaitu monyet berekor panjang yang keberadaannya sangat langka. Selain monyet, pengunjung juga dapat melihat berbagai jenis burung sambil berkeliling menikmati keindahan pemandangan mangrove. Selain itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Wisata Anyar Mangrove (WAM) tersebut maka diperlukan strategi pengembangan guna meningkatkan kelestarian ekosistem  mangrove, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
       Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik Wisata Anyar Mangrove (WAM), mengetahui karakter wisatawan yang berkunjung di Wisata Anyar Mangrove (WAM) dan konsep pengembangan objek Wisata Anyar Mangrove (WAM). Kemudian, pendekatan yang digunakan dalam studi pengembangan Wisata Anyar Mangrove (WAM) ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lalu teknik analisis yang digunakan yaitu menggunakan teknik analisis AHP. Analisis AHP digunakan sebagai metode penentuan dan perumusan konsep pengembangan objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) karena dianggap sebagai pendekatan praktis dalam pengambilan keputusan yang komplek melalui perbandingan alternatif.
       Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa karakteristik objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) memiliki kondisi alam yang tenang dan alami, udara yang sejuk, pemandangan yang indah, dan terdapat berbagai satwa langka. Objek wisata ini memiliki kondisi topografi yang datar, sehingga memberi kesan nyaman. Kemudian iklim di objek wisata ini cenderung sejuk karena banyak pohon mangrove walaupun cuacanya panas dan cerah. Lalu penggunaan lahan disana mayoritas digunakan sebagai kawasan pertanian non-sawah (tambak dan hutan mangrove) sebesar 422,77 hektar dan sisanya digunakan sebagai kawasan non-pertanian (perumahan, fasilitas publik, perdagangan dan jasa) sebesar 19,20 hektar. Akan tetapi, yang sangat memprihatinkan adalah keberadaan hutan mangrove semakin hari semakin berkurang karena banyak dialihfungsikan menjadi tambak ikan oleh warga sekitar.
       Kemudian, dari hasil penelitian tersebut diketahui jumlah responden yang diambil sebanyak 33 responden. Dari 33 responden tersebut diketahui bahwa karakter wisatawan yang berkunjung ke objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) didominasi oleh masyarakat lokal Kota Surabaya yang berusia 15-24 tahun (remaja) dengan tujuan utama untuk berekreasi menikmati suasana alam. Dimana mayoritas pengunjung melakukan wisata pada hari minggu. Selain itu dari segi sarana dan prasarana, objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) memiliki kondisi sarana dan prasarana yang kurang baik dikarenakan kurangnya pengembangan, pemeliharaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana yang ada. Lalu, berdasarkan hasil analisis AHP, diperoleh 4 konsep prioritas dalam pengembangan objek Wisata Anyar Mangrove (WAM), meliputi sebagai berikut.
  1. Konsep 1 : mengembangkan potensi wisata mangrove dengan meningkatkan  penanaman mangrove dan melestarikan flora dan fauna sebagai daya     tarik wisata alam.
  2. Konsep 2 : peningkatan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana wisata serta akses jalan ke objek wisata sesuai dengan pemanfaatan ruang.
  3. Konsep 3 : melakukan promosi ke publik melalui media massa, elektronik, maupun               media cetak.
  4. Konsep 4 : untuk keberlanjutan pengembangan dan pelestarian objek WAM,       makadiserahkan kepada pemerintah kota Surabaya dengan melibatkan peran serta masyarakat.

C.   Critical Review

       Dalam jurnal “Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya” secara keseluruhan penulis sudah memaparkan latar belakang isu yang diangkat, tujuan, metode penelitian, kajian pustaka, pembahasan, kesimpulan dan saran. Penulis mampu menghubungkan keterkaitan isu yang ada di Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) dengan potensi mangrove tersebut. Namun ada beberapa kekurangan pada jurnal tersebut, diantaranya yaitu sebagai berikut.
1.      Sumber data








  
 Dalam suatu penelitian sumber data merupakan salah satu hal yang paling penting, karena tanpa sumber data, kebenaran sebuah data tidak bisa dikatakan valid atau akurat, sehingga data tersebut dianggap sebagai data yang bersifat subjektif. Data yang bersifat subjektif biasanya diragukan keabsahannya. Dengan demikian, pencantuman sumber data sangat penting dalam suatu penelitian. Sebagai contoh, dapat dilihat pada gambar 1.1.
       Berdasarkan hasil analisis, tertulis “lahan yang dipergunakan sebagai kawasan non-pertanian sebesar 19,20 ha dan pertanian non-sawah sebesar 433,77 ha”. Pada data luasan lahan tersebut penulis tidak mencantumkan asal sumber datanya. Sebenarnya penulis bisa menuliskan sumber data tersebut, baik dalam bentuk seperti ini “menurut Badan Pusat Statistika tahun 2012...” ataupun seperti ini “...(BPS, 2012)”di akhir kalimat. Penulis tidak bisa menjastifikasi bahwa data tersebut merupakan data hasil analisisnya karena data luasan lahan terkait pola tata guna lahan biasanya berupa data sekunder yang berasal dari instansi tertentu. Dengan demikian, dikarenakan kurangnya penulisan sumber pada data yang disajikan, dapat disimpulkan data tersebut kurang valid.

2.      Tampilan data
       Dalam jurnal ini, tampilan data, khususnya tampilan grafik, tabel, dan diagram tidak terlalu jelas, sehingga pembaca susah untuk membaca informasi yang ada di dalamnya. Adapun contoh tampilan grafik, tabel, dan diagram yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 1.2.

    Kemudian, dalam laporan ini juga tidak disajikan peta wilayah studi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya. Selain itu foto kondisi eksisting wilayah studi terkait Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) yang ingin dikembangkan juga tidak ditampilkan, sehingga pembaca yang bukan berasal dari Kota Surabaya atau belum pernah ke wilayah Mangrove Kelurahan Gunung Anyar Tambak akan sulit memahami kondisi yang dimaksud peneliti.


3.    Metode penelitian
     Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis AHP, yaitu metode pengambilan keputusan yang dapat menyelesaikan permasalahan kompleks bahkan masalah yang tidak terstruktur sekalipun. Metode ini juga dilengkapi dengan pengujian konsistensi sehingga dapat memberikan jaminan keputusan yang diambil sehingga itu yang menjadi keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode analisis lainnya. Akan tetapi, metode AHP ini juga memiliki kelemahan, yaitu responden yang dilibatkan harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang permasalahan serta metode AHP (Herawan, 2012).
       Pada penelitian ini, peneliti tidak menjelaskan secara detail metode yang digunakan dalam penentuan responden. Peneliti juga tidak menjelaskan alasannya memilih wisatawan sebagai respondennya. Tidak ada langkah-langkah penentuan kriteria responden dalam penelitian ini. Padahal seperti yang dijelaskan Herawan (2012) bahwa responden yang dilibatkan harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang permasalahan serta metode AHP. Sedangkan wisatawan, menurut Yoeti (1996) dalam Umusagi dan Suning (2013), adalah seseorang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu tanpa memangku jabatan atau pekerjaannya di daerah yang dikunjunginya. Kemudian menurut hasil analisis yang dipaparkan oleh peneliti, menjelaskan bahwa mayoritas wisatawan berkunjung ke Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) pada hari minggu atau hari libur, sehingga dapat diketahui bahwa pengunjung yang berwisata ke Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya memiliki tujuan hanya untuk sekedar rekreasi saja.
       Selain itu, wisatawan tidak hanya berasal dari daerah Surabaya saja, akan tetapi dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara. Lalu berdasarkan hasil penelitian, masyarakat yang berkunjung ke Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) ini mayoritas adalah orang awam yang di dominasi oleh kelompok usia remaja (15-24 tahun) yang hanya ingin bersantai dan berekreasi saja, sehingga jika peneliti menjadikan wisatawan tersebut sebagai responden utama tanpa ada kriteria tertentu dalam pemilihan sampelnya (random sampling), justru arah penelitian tersebut akan lebih cocok menjadi penelitian “Evaluasi Kinerja Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM)” atau penelitian “Tingkat Kepuasan Pengunjung terhadap Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM)”, bukan “Studi Pengembangan Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM)”. Oleh karena itu agar tujuan awal penelitian ini tetap berjalan, peneliti perlu melibatkan stakeholder ahli dalam penelitian ini, seperti Bappeda, Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Dinas Lingkungan Hidup, dan sebagainya. Hal itu dikarenakan dalam pengembangan objek wisata di suatu daerah, khususnya ekowisata membutuhkan para ahli profesional yang memang khusus memahami bidang tersebut.
       Kemudian, dalam jurnal ini juga tidak menjelaskan teknik pengambilan sampel. Jurnal ini hanya menyebutkan teknik analisis yang digunakan dan jumlah sampel yang digunakan (sebanyak 33 responden). Pada jurnal pembanding, yang berjudul “Konsep Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang”, peneliti tersebut menjelaskan teknik pengambilan sampelnya menggunakan Accidental sampling dan Purposive sampling, serta derajat kecermatan sebesar 10% dan nilai reliabilitas 90% dalam penentuan jumlah sampelnya. Adapun perbandingan kedua jurnal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. 1 Perbandingan Isi Jurnal Review dan Jurnal Pembanding
No.
Jenis
Jurnal Review
Jurnal Pembanding
1.
Judul Penelitian
Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya
Konsep Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang
2.
Tujuan penelitian
a.       Untuk mengetahui karakteristik Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak.
b.      Untuk mengetahui karakter wisatawan di Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM).
c.       Untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana penunjang Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM).
d.      Untuk mengetahui bagaimana konsep pengembangan Objek Wisata Anyar Mangrove
Untuk merumuskan konsep pengembangan ekowisata hutan mangrove terkait konservasi lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal
3.
Metodologi penelitian
a.       Analisis kualitatif deskriptif, dengan menggunakan metode Analisis AHP.
b  Pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung, penyebaran kuisioner, wawancara, serta dokumen.

a.   Analisis kualitatif desktriptif, dengan menggunakan metode Analisis SWOT.
b.      Pengumpulan data melalui data primer (observasi langsung, wawancara, dan kuisioner) dan sekunder (studi literatur dan kunjungan instansi)
c.      Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental sampling dan Purposive sampling, serta menggunakan derajat kecermatan sebesar 10% dan nilai reliabilitas 90% dalam menentukan jumlah sampelnya.
4.
Hasil analisis
Berupa konsep pengembangan Objek Wisata Anyar Mangrove
a.Konsep rencana pengembangan dalam mengatasi potensi, permasalahan, peluang dan ancaman
b.      Konsep rencana kegiatan di dalam Ekowisata Hutan Mangrove Desa Mojo
c.   Peta rencana zoning kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Mojo.
Sumber : Analisis penulis, 2018
            Selain itu menurut Herawan (2012), persepsi peneliti memberikan pengaruh besar dalam penentuan input. Dalam penelitian ini peneliti hanya memasukan data analisis hasil kuisioner yang diberikan kepada wisatawan saja. Terkait data hasil observasi kondisi eksisting dan hasil wawancara tidak dijelaskan. Padahal untuk memastikan keabsahan suatu data diperlukan triangulasi data, baik triangulasi dari berbagai sumber (berbagai stakeholder meliputi pemerintah, swasta, masyarakat) maupun berbagai metode (observasi, wawancara, dan kuisioner).

4.      Rekomendasi
       Berdasarkan hasil critical review tersebut, adapun saran yang direkomendasikan untuk membangun jurnal “Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya” tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Mencantumkan setiap sumber data yang digunakan untuk menjamin validitas data.
  2. Menyajikan gambaran umum wilayah studi yang dilengkapi dengan peta dan foto kondisi eksisting wilayah studi agar lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca
  3. Agar lebih mudah dipahami, akan lebih baik jika data hasil analisis ditampilkan hasil dengan jelas dan menarik .
  4. Dalam pengambilan sampel, sebaiknya dijelaskan terlebih dulu teknik sampling yang digunakan secara terperinci.
  5. Teknik analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui fenomena yang terjadi secara mendalam, sehingga dalam penentuan respondennya juga tidak bisa sembarang. Oleh sebab itu, sebelum melakukan survei (wawancara/penyebaran kuisioner) terlebih dahulu peneliti harus menentukan kriteria responden agar informasi yang diperoleh lebih akurat.
  6. Agar konsep pengembangan wisata mangrove lebih mudah dipahami, akan lebih baik jika konsep tersebut divisualisasikan dalam bentuk rencana aplikatif dan peta zoning seperti gambar di bawah ini.

D.      Kesimpulan

          Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari jurnal “Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya” adalah untuk mengetahui karakteristik WAM, mengetahui karakter wisatawan yang berkunjung di WAM dan konsep pengembangan objek WAM. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif, dengan metode Analisis AHP, yang menghasilkan 4 konsep pengembangan meliputi: (1)pengembangan potensi wisata mangrove dengan meningkatkan dan melestarikan flora dan fauna sebagai daya tarik wisata alam, (2)peningkatan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana wisata serta akses jalan ke objek wisata sesuai dengan pemanfaatan ruang,(3)melakukan promosi ke publik melalui media massa, elektronik, maupun media cetak, dan (4)pengembangan dan pelestarian objek WAM, maka diserahkan kepada pemerintah kota Surabaya dengan melibatkan peran serta masyarakat. untuk keberlanjutan ekowisata tersebut. Akan tetapi, dalam penyusunan jurnal ini terdapat beberapa kekurangan meliputi : terdapat sumber data yang tidak dicantumkan, gambaran umum wilayah studi tidak dilengkapi peta dan foto kondisi eksisting, tampilan data analisis tidak jelas dan sulit dipahami, teknik sampling tidak dijelaskan, penentuan responden tidak jelas, konsep pengembangan wisata kurang menarik. 

E.      Lesson Learned

Adapun lesson learned yang dapat diambil dari materi ini adalah dalam penyusunan jurnal, makalah, paper, dan sebagainya harus dilakukan dengan teliti, cermat, dan tepat. Kemudian dalam pengembangan wisata pesisir harus memperhatikan konsep pembangunan keberlanjutan (sustainable development) yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek sosial, terkait mengikutsertakan sumber daya manusia, khususnya masyarakat yang ada di sekitar lokasi wisata dalam pengelolaan pariwisata tersebut. Dalam pengelolaan pariwisata, masyarakat diberdayakan dan dilatih agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kreatif, sehingga nantinya dengan adanya pariwisata ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Kesejateraan itu tercemin, salah satunya melalui peningkatan pendapatan per kapita. Jika pendapatan per kapita meningkat, maka pendapatan daerah pun akan ikut meningkat. Akan tetapi jika aspek sosial dan ekonomi tercapai, aspek lingkungan tidak boleh diabaikan. Pelestarian lingkungan perlu dilakukan agar kelak anak cucu kita masih dapat merasakan sumber daya yang kini kita rasakan.



DAFTAR PUSTAKA

  1. Herawan. 2012. “Bab II – Landasan-Teori”.https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3735/Bab%20  2.pdf?sequence=7. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2018 (21.58).
  2. Mutia, Selma dan Mardwi Rahdriawan. 2014. “Konsep Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang”. Universitas       Diponegoro : Semarang.
  3. Tirtha, Sekarini. 2017. “Kelebihan dan Kekurangan Analisis SWOT”.  https://www.scribd.com/document/367205305/Kelebihan-Dan-Kekurangan-Analisis-          SWOT. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2018 (22.00).
  4. Umasugi, Sardi dan Suning. 2013. “Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar      Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya”. Universitas   PGRI Buana : Surabaya.